BLOG ABDULLAH AKBAR
♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥♥ ABDULLAH AKBAR ♥♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥♥ ABDULLAH AKBAR ♥♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥♥ ABDULLAH AKBAR ♥♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥♥ ABDULLAH AKBAR ♥♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥♥♥ ABDULLAH AKBAR ♥♥♥~ஜ۩۞۩ஜ~♥

Pages

Powered By Blogger

Links

niih teknik menjadi wartwan wajib dibaca bagi kamu yang punya bakat di dunia jurnal...!!

Bentuk Wawancara

Berdasarkan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan, wawancara dapat dibedakan atas tujuh macam:
1.Man in the street interview
2.Casual interview
3.Personality interview
4.News interview
5.Telephone interview
6.Prepared question interview
7.Group interview

Man in the street interview
Menanyai orang-orang di jalanan, untuk mengetahui tanggapan dan pendapat khalayak terhadap peristiwa tertentu.
Orang-orang yang ditanyai/tanggapan tidak ditentukan, tetapi dipilih secara acak. Kelemahan dari wawancara jalanan ini adalah sempitnya waktu untk mengajukan pertanyaan serta untuk memberikan kejelasan. Dengan demikian reaksi yang diwawancarai akan dangkal pula, karena keterbatasan waktu.
Unti lebih amannya dari tuduhan mengada-ada sebaiknya menggunakan recorder waktu wawancara serta kamera, sebab yang diwawancarai sulit ditemukan kembali untuk re-checking.

Casual interview
Adalah wawancara yang dilakukan secara mendadak atau mendesak, atau wawancara yang dilakukan lantaran kebetulan bertemu dengan nara sumber yang relevan dengan masalah yang tengah aktual.

Personality interview
Atau wawancara mengenai pribadi seseorang yang ditokohkan. Biasanya dimuat dalam bentuk profil, tokoh siapa dan mengapa yang menonjolkan sikap dan pandangannya yang patut dijadikan contoh yang baik oleh khalayak.
Wawancara pribadi juga bisadilakukan terhadap orang yang menunjukkan keluarbiasaan, aneh dan bertingkah eksklusif.

News interview
Adalah satu bentuk wawancara yanbg paling banyak digunakan jurnalis dalam mengumpulkan fakta yang akan disiarkan, baik sebagai sumber berita, maupun untuk mendapatkan suatu konfirmasi atas fakta lainnya.
Biasanya, wawancara berita ini dilakukan untuk mendapatkan bahan berita langsung (straight news) sesuai dengan penetapan jadwal berita (news schedule).

Telepohone interview
Telephone interview adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan telepon, sering digunakan untuk berita-berita yang sangat mendesak deadline. Atau yang sering kita lihat akhir-akhir ini di televisi wawancara dengan nara sumber langsung dilakukan pada saat siaran berlangsung.
Kelemahan interview ini, tidak bisa mengetahui reaksi dan mimik air muka yang diwawancarai.

Prepared question interview
Adalah wawancara yang sering digunakan mass media untuk memperoleh tanggapan dan pendapat terhadap hal-hal yang rumit, menyangkut data-data, dan menyangkut disiplin keilmuan.
Untuk jenis ini, daftar pertanyaan dipersiapkan dan ditulis terlebih dahulu kepada nara sumber atau dikirimkan melalui pos atau kurir. Saat nara sumber menjawab pertanyaan yang mewawancarai tidak perlu hadir.
Wawancara tertulis ini akan memberikan waktu yang cukup kepada nara sumber guna mempertimbangkan dan memberikan jawabannya.

Group interview
Group interview adalah wawancara antara serombongan jurnalis dengan sekelompok nara sumber, bisa juga disebut symposium.
Wawancara seperti ini biasanya dimulai dengan sejenis konferensi pers yang kemudian dilanjutkan dengan menghadirkan sekelompok sumber (ahli) dan jurnalis juga terdiri atas beberapa media.

August 29th, 2008 in Jurnalistik, Kaderisasi |
Teknik Wawancara

Wawancara (interview) adalah salah satu cara wartawan untuk mendapatkan berita besar secara eksklusif, yakni berita yang tidak bisa dimiliki oleh media lain.
Sebelum melakukan wawancara, seorang jurnalis harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, agar wawancara berlangsung dengan baik sebagaimana yang diharapkan.
Antara lain:
1.Tentukan sasaran/topik yang akan ditanyakan. pelajari juga latar belakang dari nara sumber.
2.Pelajari sebanyak mungkin segala sesuatu yang menyangkut topic yang hendak diajukan kepada nara sumber.
3.Siapkan semua alat bantu yang dibutuhkan (buku catatan, pena, kamera, dan sebagainya).
4.Setelah menetapkan topik atau masalah yang hendak ditanyakan, kita sebaiknya menuliskan daftar pertanyaan, fakta-fakta, atau pandangan yang akan dikorek dari nara sumber.

August 24th, 2008 in Jurnalistik, Kaderisasi |
Alat Kerja Jurnalis



Menulis berita membutuhkan alat pembantu, agar dapat merekam peristiwa, gejala atau kejadian/fakta di lapangan .
Yang biasa digunakan:
1.Kamera
Penggunan kamera di lapangan harus memperhitungkan sudut pemotretan, serta kelihaian sendiri untuk objek yang sulit/tidak mau dipotret.

2.Pena dan buku catatan
Meski sudah menggunakan tape recorder, buku catatan diperlukan untuk membantu melihat bagain-bagian penting dari rekaman, disamping catatan sulit terhapus.

3.Tape recorder
Pada waktu wawancara tape sangat membantu mempertahankan suasana akrab karena tidak terganggu dengan mencatat penyataan sumber.

4.Telepon/ Telegram/Fax/Telex
Telepon dan alat komunikasi lainnya dibutuhkan saat kita di lapangan, untuk tetap up date berita kondisi dengan nara sumber atau tempat dimana kita bekerja.

5.Alat transportasi
Pada wilayah-wilayah tertentu alat transportasi adalah kebutuhan vital. Ada kalanya seorang jurnalis membutuhkan kendaraan, bahkan menyewa untuk sampai ke sebuah tujuan peliputan.

6. Bahasa (daerah, asing atau penterjemah)
Kesulitan sering timbul jika nara sumber tidak bias berbahasa seperti bahasa yang kita kuasai, dalam hal ini dibutuhkan penterjemah.

August 16th, 2008 in Jurnalistik, Kaderisasi |
Teknik Peliputan

Wilayah Liputan
Keberhasilan seorang jurnalis, disamping kemampuannya menulis berita, ditentukan pula oleh keterampilannya menemukan fakta berita, juga kemampuannya menyesuaikan diri dengan situasi di lapangan.

Berdasar kepada situasi dan objek yang diamati, dapat dibedakan atas wilayah liputan:
1.Manusia dan situasinya
a.Alam terbuka; pasar, perjalanan, tempat kerja, tempat hiburan, tempat upacara, dan lain-lain.
b.Ruang tertutup; upacara, rapat, pengadilan, rumah sakit, tahanan, kantor, dan lain-lain.
2.Alam dan gejalanya
Indah, subur, gersang, gunung, banjir, longsor dan sebagainya.
3.Binatang
Binatang peliharaan, sumber penyakit menular, kebun binatang, dan sebagainya.

Setelah mengetahui wilayah dan sudut berita langkah selanjutnya kita siapkan rencana, antara lain:
jenis berita dan dampak yang diharapkan, tempat atau sumber berita dan jumlah sumber yang berkaitan/berelasi menentukan alat-alat yang dibutuhkan menghitung jumlah biaya yang harus disediakan
memperkirakan jumlah waktu yang disediakan.

Rencana-rencana diatas akan sangat membantu menggambarkan secara keseluruhan tentang hasil, situasi dan keadaan yang bakal dihadapi di lapangan, membayangkan kendala-kendala yang mungkin ditemukan dan cara-cara mengatasinya.

Liputan Lapangan
Ketika berada di lapangan mengadakan observasi, jurnalis akan merekam peristiwa atau fakta yang ditemukan tersebut secara teratur, sesuai dengan rencana berita.
Disini kita dituntut untuk menggunakan seluruh alat indera; mata, telinga, hidung, kulit, lidah serta intuisi.
Seluruh fakta tersebut disimpan dan diendapkan untuk kemudian direproduksi kembali dalam bentuk tulisan (berita).

Ketelitian sangat dibutuhkan untuk menangkap fakta. Ketidaktelitian akan menimbulkan efek yang buruk, baik ketika menyusun berita ataupun setelah berita disiarkan.

August 2nd, 2008 in Jurnalistik, Kaderisasi |
Menulis berita

PEG (SUDUT BERITA)
Menulis berita dengan baik hanya mungkin setelah lebih dahulu memastikan sudut berita. Dan prasyarat liputan yang terarah ialah memastikan sudut berita sejak kita berada di lapangan.

LEAD (INTRO)
Setelah sudut berita, kegiatan selanjutnya adalah menentukan Lead atau Intro. Dalam beberapa buku, lead diartikan dalam banyak arti, seperti Amerika menyebutnya lead atau nose; Inggris menyebutnya intro.
Lead sangat penting. Ingat, lead adalah awal cerita, suatu janji kepada pembaca mengenai apa yang terjadi mendatang. “ Tiga detik dan pembaca akan menentukan untuk membaca atau pindah ke cerita lain. Itulah seluruh waktu yang ada bagi kita untuk menangkap pandangan selintas pembaca dan menahannya,” kata Donal Muras dalam bukunya Writing for your readers.
Waktu sangar berharga bagi pembaca. Mereka akan memutuskan untuk mulai membaca atau pindah. Bila mereka mulai membaca, banyak diantaranya hanya sepintas. Dua sampai empat paragraf.

Selanjutnya kita akan membahas beberapa jenis lead atau intro, termasuk lead peg, yang biasa digunakan dalam Reportase Dasar atau Straight News. Patut diingat, bahwa kita tak mungkin menentukan Lead atau Intro, tanpa lebih dulu memastikan Sudut Berita. Sama halnya dengan tak mungkin memastikan Sudut Berita tanpa lebih dulu mencek Jalan Cerita, dan seterusnya.

Lead, atau dalam bahasa Indonesia bias diterjemahkan menjadi teras berita, terletak di alinea atau paragraph pertama. Lead merupakan bagian dari komposisi atau susunan berita, yakni setelah judul berita (head) dan sebelum badan berita (news body).

Lead umumnya disusun dalam bentuk:
Summary lead atau conclusion lead (teras berita yang menyimpulkan dan dipadatkan).
Contoh: Gubernur Jawa Timur, sabtu (2/6), mengunjungi pasien gawat darurat akibat angin puting beliung di Rumah Sakit Daerah Sidoarjo.

Statement lead (teras berita berupa pernyataan).
Contoh: Kepala menegaskan, pemerintah akan bertindak tegas terhadap pelaku peledakan Bom II di Bali yang mengakibatkan tewasnya beberapa warga.

Quotation lead (teras berita kutipan).
Contoh: “ Kami akan menampilkan aksi panggung yang berbeda dalam pergelaran nanti malam,” demikian dikatakan The Same kemarin, menanggapi keluhan fans yang menganggap mereka tidak pernah berubah.

Contrast lead (teras berita kontras).
Contoh: Bogor, yang berjuluk kota hujan, untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir ini dilanda kemarau. Warga mersakan kesulitan mendapatkan air bersih.

Exclamation lead (teras berita yang menjerit)
Contoh: “ Tidak…!” demikian teriak histeris terdakwa AP, mendengar putusan hakim yang memvonisnya dengan hukuman mati.

PWI Pusat mengeluarkan sepuluh pedoman mengenai penulisan teras berita:
1.Teras berita yang menempati alinea pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea pertama dapat terdiri dari satu kalimat atau lebih, akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi tiga kalimat.
2.Teras berita jangan mengandung lebih dari 30-45 kata.
3.Teras berita harus ditulis semenarik mungkin dan sebaik-baiknya, sehingga:
mudah ditangkap dan cepat dipahami.
kalimatnya singkat, sederhana, susunan bahasanya memenuhi prinsip ekonomi bahasa, dan menjauhkan kata mubazir.
satu gagasan dalam satu kalimat.
dibolehkan memuat lebih dari satu unsur 5W+1H.

4.Hal yang tidak mendesak, berfungsi sebagai pelengkap, hendaknya dimuat dalam badan berita.
5.Teras berita lebih baik mengutamakan unsure “apa” (what).
6.Teras berita juga dapat dimulai dengan unsure “siapa” (who). Tetapi, bila unsur siapa itu kurang menonjol, sebaiknya dimuat pada badan berita.
7.Teras berita jarang menonjolkan unsur “kapan/bilamana” (when), kecuali bila unsure itu punya makna khusus dalam berita itu.
8.Bila harus memilih dari dua unsure, yakni unsur tempat (where) dan waktu (when), maka pilihlah unsure tempat dulu, baru waktu.
9.Unsur lainnya, yakni bilamana dan mengapa, diuraikan dalam badan berita, tidak dalam teras berita.
10.Teras berita dapat dengan kutipan pernyataan seseorang (quotation lead), asalkan kutipan itu tidak berupa kalimat panjang. Pada alinea berikutnya, tulis nama orang itu, tempat, serta waktu dia membuat pernyataan itu.

BADAN BERITA (BODY)
Setelah menentukan Lead, kita menginventarisasi jenis-jenis keterangan yang telah dikumpulkan di lapangan, yaitu Jalan Cerita dari Peristiwa yang hendak kita laporkan.

Lead dan badan berita dipisahkan oleh sebuah jembatan, yakni kalimat peralihan yang mempermanis bergesernya pokok pikiran dari inti berita ke jalan cerita. Dengan lead yang baik, pembaca sudah tertarik perhatiannya, bukan oleh kepala beritanya saja, tetapi juga oleh kata-kata pertama dari kalimat pertama dalam lead itu.

Pilihan kata tidak bias sembarangan. Jangan sekali-kali memulai lead dengan kalimat: “sebagaimana pernah kita kabarkan..” Sebab sesuatu hal yang pernah dikabarkan bukanlah hal baru lagi. Juga bila kita memulai lead dengan kalimat: “ Menyambung berita tentang..”. Sebaiknya, mulailah segera dengan beritanya baru kemudian jelaskan bahwa berita itu adalah sambungan dari berita sebelumnya. Lead yang paling buruk adalah yang didahului dengan kalimat: “ Sebagaimana diketahui..”. Sesuatu yang sudah diketahui, tidak perlu diberitakan lagi.

Tahapan berikutnya adalah menata Badan berita. Yang harus diingat bahwa kita sebaiknya menempatkan hasil inventarisasi yang kurang penting di bagian belakan berita. Mulailah dengan berita yang penting dan akhiri dengan berita yang kurang penting. Ini disebut dengan model Piramida terbalik.

PENUTUP BERITA
Setelah menyelesaikan bagian tubuh berita, akan terlihat rangkaian fakta yang rinci dan terang yang hendak disampaikan. Namun bentuk berita akan terlihat sepenuhnya, jika penutupnya telah ditulis.

Paragraf terakhir dari sebuah tulisan, sekaligus akan menjadi penutup. Kalau dalam penulisan berita umumnya berbentuk piramida terbalik, isi alinea terakhir adalah hal-hal yang tidak begitu penting, kalau dipotong oleh redaktur tidak akan mengganggu berita secara keseluruhan.
0 Responses

Posting Komentar

PUISI

JERITAN HATI...

Angin pagi menyapaku
Seolah-olah berkata
Namun ku tak mengerti
Apa yang dikatakannya
Yang terdengar hanya
Maka
Di sisi ruang hampa itu
Dalam diamku
Hatiku pun berbisik
“Bingung” Desis-desis hampa
Kutanya pada pohon
Apa jawabannya
Yang ada hanya lambaian daun-daun
Dan gemerisik ranting berjatuhan
Kutanya pada air
Namun kutanya apa jawabnya
Yang terdengar hanya
Alunan air mengalir
Andai aku pahami
Jeritan-jeritan mereka selama ini
Mungkin kumengerti
Kepedihan yang selama ini terjadi

foto slide